Kamis, 27 November 2014

LAPORAN PRAKTIKUM


NAMA           : HERSIQ BASRI
NIM                : 421414072
JURUSAN     : FISIKA
KELAS          : FISIKA C
LAPORAN PENDAHULUAN PF-5
GESEKAN LUNCUR DAN HUKUM HOOKE
A.    Judul
Pengaruh gaya dalam gesekan dan pertambahan panjang benda elastis
B. Rumusan masalah
Bagian I : Gesekan Luncur :
1.      Bagaimana kurva antara M dan Mb 1 pada sumbu X ?
2.      Bagaimana kemiringan grafik dari kurva yang telah diperoleh ?
3. Bagaimana besarnya koefisien gesek kinetis ?
4.      Bagaimana hasil yang telah diperoleh
Bagian II : Hukum Hooke :
1.      Bagaimana grafik antara gaya berat terhadap pergeseran pegas pada sumbu X ?
2.      Bagaimana konstanta pegas dari grafik yang diperoleh ?
3.      Bagaimana gaya dengan Hukum Hooke ?

C. Tujuan
Bagian I : Gesekan Luncur :
1.      Mahasiswa dapat membuat kurva antara M dan Mb 1 pada sumbu X.
2.      Mahasiswa dapat menentukan kemiringan grafik dari kurva yang telah diperoleh.
3.      Mahasiswa dapat menentukan besarnya koefisien gesek kinetis.
4.      Mahasiswa dapat menganalisis hasil yang telah diperoleh.
Bagian II : Hukum Hooke :
1.      Mahasiswa dapat membuat grafik antara gaya berat terhadap pergeseran pegas pada sumbu X.
2.      Mahasiswa dapat mengukur konstanta pegas dari grafik yang diperoleh.
3.      Mahasiswa dapat mengukur gaya dengan menggunakan Hukum Hooke.
D. Dasar teori
Bagian I : Gesekan Luncur :
Pada kebanyakan sistem fisis, efek-efek gesekan tidak mudah diprediksi, maupun diukur. Interaksi antara obyek-obyek menyebabkan obyek-obyek itu mengalami hambatan gesek satu sama lain yang kelihatan disebabkan oleh keacakan mikroskopis permukaan, dapat juga disebabkan interaksi pada tingkat molekular. Meskipun demikian fenomena belum sepenuhnya dipahami, disana ada beberapa sifat gesekan yang berlaku pada kebanyakan material dalam kebanyakan kondisi yang berbeda. Jika permukaan suatu benda bergesekan dengan permukaan benda lain, maka masing-masing benda akan melakukan gaya gesekan satu terhadap yang lain. Gaya gesekan pada masing-masing benda berlawanan arah dengan gerak relatifnya terhadap benda lain. Gaya gesekan secara otomatis melawan gerak, tidak pernah ia menyokongnya. Gaya gesekan antara dua permukaan yang saling diam satu terhadap yang lain disebut gaya gesekan statik (static friction). Gaya gesekan statik yang maksimum sama dengan gaya terkecil yang dibutuhkan agar benda mulai bergerak sedangkan gaya yang bekerja antara dua permukaan yang saling bergerak relatif disebut gayagesekan kinetik (kinetic friction). Perbandingan antara besar gaya gesekan statik maksimum dengan besar gaya normal disebut koefisien gesekan statik antara kedua permukaan tersebut. Jika fs menyatakan besar gaya gesekan statik, maka dapat dituliskan
f µsN
perbandingan antara besar gaya gesekan kinetik dengan gaya normal disebut koefisien gesekan kinetik. Jika fk menyatakan besar gaya gesekan kinetik, maka
fk= µkN
Dengan,
fs = gaya gesekan statik satuan N
fk = gaya gesekan kinetik satuan N
µs = koefisien gesekan statik
µk = koefisien gesekan kinetik
N = besar gaya normal
Jika sebuah gaya diberikan pada benda, seperti batang logam yang digantungkan vertikal, panjang benda berubah. Jika besar perpanjangan L lebih kecil dibandingkan dengan panjang benda, eksperimen menunjukkan bahwa L sebanding dengan berat atau gaya yang diberikan pada benda. Perbandingan ini dapat dituliskan dalam persamaan :
F = k L
Dengan F menyatakan gaya (atau berat) yang menarik benda, L adalah perubahan panjang benda dan k adalah konstanta pembanding. Persamaan ini sering dinamakan dengan Hukum Hooke. Jika gaya terlalu besar, benda meregang sangat besar dan akhirnya patah atau putus. Batas proposional adalah batas dimana pertambahan panjang terhadap gaya yang diberikan sampai satu titik. Daerah elastik adalah daerah dari titik awal sampai ke batas elastik sedangkan daerah jika benda diregangkan melewati batas elastik disebut daerah plastik dimana benda tersebut tidak akan kembali ke panjang awalnya ketika gaya eksternal dilepaskan, tetapi tetap berubah bentuk secara permanen. Perpanjangan maksimum dicapai pada titik patah. Gaya maksimum yang dapat diberikan tanpa benda tersebut patah disebut kekuatan ultimat dari materi tersebut. Besarnya pertambahan panjang sebuah benda tidak hanya bergantung pada gaya yang diberikan padanya, tetapi juga pada bentuk materi pembentuk dan dimensinya yaitu faktor konstanta k. Konsep gaya yang telah terdefinisi didalam hukum Newton II yaitu : F = ma ; gaya = massa x percepatan. Dengan menggunakan hukum ini besar suatu gaya dapat ditentukan dengan mengukur percepatan yang ditimbulkannya pada sebuah benda yang massanya diketahui. Tetapi metode ini kurang praktis, suatu metode yang lebih menguntungkan adalah membandingkan gaya yang tidak diketahui besarnya dengan suatu gaya yang telah diketahui besarnya. Jika kedua gaya tersebut harus sama besar dan berlawanan arah dengan gaya yang telah diketahui besarnya. Dengan peralatan ini, ada dua metode pengukuran dan pengaplikasian gaya-gaya. Salah satu metode adalah dengan menggantungkan massa-massa yang telah terkalibrasi. Suatu benda dengan massa m, ditarik ke bawah oleh gravitasi dengan gaya F = mg dengan g adalah percepatan gravitasi (g = 9,8 m/s2  ke bawah, menuju pusat bumi). Timbangan pegas menyediakan metode kedua untuk mengaplikasikan dan mengukur gaya. Dalam eksperimen ini akan menggunakan gaya yang disebabkan oleh massa yang telah terkalibrasi untuk menyelidiki sifat-sifat timbangan pegas.
Benda elastisitas juga memiliki batas elastisitas tertentu. Andaikan benda elastis diberi gaya tertentu dan kemudian dilepaskan. Jika bentuk benda tidak kembali ke bentuk semula, berarti berarti gaya yang diberikan telah melewati batas elastisitasny. Keadaan itu juga dinamakan keadaan plastis. Jika kita menarik ujung pegas, sementara ujung yang lain terikat tetap, pegas akan bertambah panjang. Jika pegas kita lepaskan, pegas akan kembali ke posisi semula akibat gaya pemulih  . Pertambahan panjang  pegas saat diberi gaya akan sebanding dengan besar gaya yang diberikan. Hal ini sesuai dengan hukum Hooke, yang menyatakan bahwa:
“ jika gaya tarik tidak melampaui batas elastisitas pegas, maka perubahan panjang pegas berbanding lurus dengan gaya tariknya”
Pengaruh Gaya (F) Terhadap Perubahan Panjang Pegas (ΔL)
Besar gaya pemulih sama dengan besar gaya yang diberikan, yaitu ,tetapi arahnya berlawanan:
Berdasarkan hukum Hooke, besar gaya pemulih pada pegas yang ditarik  sepanjang  adalah : Fr = -kΔL
dengank adalah konstanta yang berhubungan dengan sifat kekakuan pegas.
Persamaan tersebut merupakan bentuk matematis hukum Hooke. Dalam SI, satuan kadalah . Tanda negatif pada persamaan menunjukkan bahwa gaya pemulih berlawanan arah dengan simpangan pegas.
Referensi :
Giancoli.Bahan ajar mata kuliah fisika: Gorontalo. Universitas Negeri Gorontalo
Team penyusun. 2013. Penuntun Praktikum Fisika Dasar I. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo.

E. Variabel-variabel
Variabel bebas : Massa benda
Variabel terikat : Gaya gesek statik, gaya gesek kinetik, panjang pegas dan pergeseran pegas
Variabel kontrol : Koefisien gesek statik, koefisien gesek kinetik, percepatan gravitasi  dan konstanta pegas.
F. Alat dan bahan
Bagian I : Gesekan luncur
1.      Papan eksperimen
2.      Bidang miring
3.      Balok gesekan
4.      Timbangan
5.      Katrol
6.      Penggantung massa
7.      Massa (klip) dan tali (benang)
Bagian II : Hukum Hooke
1.      Eksperimen Board (papan eksperimen)
2.      Timbangan pegas
3.      Mass hanger (gantungan massa)
4.      Massa

G. Prosedur kerja
Bagian I : Gesekan luncur
1.      Menimbang massa dari balok gesekan, mencatat sebagai Mb.
2.      Menyusun peralatan. Menggunakan built in plumbob untuk memastikan bahwa bidang miring benar-benar datar. Mengatur posisi katrol supaya tali menjadi sejajar dengan bidang miring.
3.      Menambahkan massa (klip penggantung massa) sampai diberikan dorongan kecil pada balok gesekan untuk memulai gesekannya, balok tersebut akan terus bergerak pada bidang miring dengan kecepatan tetap dan sangat lambat (jika balok akan berhenti maka massa yang digantungkan terlalu besar.
4.      Menimbang hanger beserta massa yang digantungkan dan mencatat sebagai M
5.      Menambahkan massa-massa sebesar 50, 100, 150, 200, 250 gram diatas balok gesekan dan mengulangi langkah 1 sampai dengan 4. 
Bagian II : Hukum Hooke
1.      Menempelkan timbangan pegas pada papan eksperimen. Mengusahakan pegas tergantung vertikal didalam pipa plastik. Pada posisi tanpa pemberat, memutar zeroing screw yang terletak pada bagian atas timbangan.
2.      Menempelkan penggantung massa dan  massa 20 g pada timbangan pegas. Mengukur pergeseran skala mm. Mencatat nilainya. Mengusahakn massa dari pengantung (5 g) termasuk ke dalam massa total, sehingga massa totalnya menjadi 20 g + 5 g = 25 g.   
3.      Dengan menggantung massa-massa yang lain ke dalam penggantung massa, membuat variasi massa total. Mencatat pergeseran yang timbul dari setiap variasi massa.
4.      Menggunakan variasi F = mg untuk menentukan berat total dalam Newton dari setiap variasi massa yang ada kemudian mencatat hasilnya. (untuk memperoleh gaya yang tepat dalam Newton, harus mengubah massa ke Kilogram sebelum mengembaikannya dengan g).



H. Jawaban tugas pendahuluan
1.      Tuliskan bunyi hukum Hooke !
Jawab : Jika gaya yang bekerja pada suatu pegas menjadi tersingkir, maka pegas akan kembali pada keadaan semula.
2.      Sebuah pegas yang panjangnya (bulan lahir anda) cm digantungkan vertikal. Jika diberikan gaya (dua angka pertama tahun lahir anda) N panjang pegas menjadi (tanggal lahir anda) cm. Berapakah panjang pegas jika diregangkan oleh gaya (dua angka terakhir tahun lahir anda) N?
Jawab :
Diketahui :
X0 = 12 cm = 0,12 m
F1 = 19 N
X1 = 27 cm = 0,27 m
F2 = 94 N
Ditanya :
 = … ?
Penyelesaian :
3.      Balok A dan B terletak pada permukaan bidang miring licin didorong oleh gaya F sebesar 480 N. Dengan massa balok A = 23 kg dan massa B = 2x(bulan lahir anda) kg yang membentuk sudut sebesar 370.
Tentukan :
a). percepatan gerak kedua balok
Jawab :
Diketahui :
F = 480 N
mA = 23 kg
mB = 2 x 12 = 24 kg
    = 370
Penyelesaian :
b). Gaya kontak antara balok A dan B






 PENGOLAHAN DATA :
 BagianI : GESEKAN LUNCUR
A.    Tabel data pengukuran koefisien gesekan kinetis
Massa balok (Mb) satuan
Massa yang tergantung (M) untukpermukaan
A
B
C
55,4 gram
105,4 gram
155,4 gram
44,8 gram
59,8 gram
84,8 gram

34,8 gram
54,8 gram
79,8 gram

49,8 gram
64,8 gram
89,8 gram


B.     Menghitung massa balok (Mb)
Ø  Untuk Mb1
Mb1                       = 55,4 gr = 0,0554 kg
∆Mb1                    = 1/2 × nst neraca mekanik
= 1/2 × 0,1 gr
= 0,05 gr = 0,00005 kg
KR                  =  × 100%
 =  × 100%
 = 0,09 % (4 AP)
( Mb1 ± ∆Mb1)            = (5,540 ± 0,005) 10-2 kg
Ø  Untuk Mb2
Mb2                       = 105,4 gr = 0,1054 kg
∆Mb2                    = 1/2 × nst neraca mekanik
= 1/2 × 0,1 gr
= 0,05 gr = 0,00005 kg
KR                  =  × 100%
=  × 100%
 =0,04 % (5AP )
( Mb2 ± ∆Mb2 ) = ( 1,0540 ± 0,0005 )  10-1 kg
Ø  Untuk Mb3
Mb3                 = 155,4 gr = 0,1554 kg
∆Mb3                    = 1/2 × nstneracamekanik
= 1/2 × 0,1 gr
= 0,05 gr = 0,00005 kg
KR                  =  × 100%
 =  × 100%
                        = 0,03% (5 AP)
( Mb3 ± ∆Mb3 ) = ( 1,5540 ± 0,0005 )  10-1 kg
C.     Menghitung massa gesekan balok
1.      Untuk massa gesekan pada permukaan ∆ (MFa)
Ø  Untuk MFa1
MFa1            = 44,8 gr = 0,0448 kg
∆MFa1        =  1/2 × nst neraca mekanik
= 1/2 × 0,1 gr
= 0,05 gr = 0,00005 kg
KR                  =  × 100%
=  × 100%
= 0,1 % (4 AP )
                        ( MFa1 ± ∆MFa1 ) = (4,480 ± 0,005 )  10-2 kg
Ø  Untuk MFa2
           MFa2= 59,8 gr = 0,0598 kg
        ∆MFa2              =  1/2 × nst neraca mekanik
      = 1/2 × 0,1 gr
= 0,05 gr = 0,00005 kg
KR                  =  × 100%
=  × 100%
= 0,08 % (4 AP )
( MFa2 ± ∆MFa2 ) = (5,980 ± 0,005 )  10-2 kg
Ø  Untuk MFa3
MFa3= 84,8 gr = 0,0848 kg
∆MFa3                       =  1/2 × nst neraca mekanik
= 1/2 × 0,1 gr
= 0,05 gr = 0,00005 kg
KR                       =  × 100%
=  × 100%
= 0,05 % ( 5 AP )
( MFa3 ± ∆MFa3 ) = (8,4800 ± 0,0050 )  10-2 kg
2.      Untuk massa gesekan pada permukaan B ( MFb )
Ø  Untuk MFb1
MFb1                          = 34,8 gr = 0,0348 kg
∆MFb1                      =  1/2 × nst neraca mekanik
                            = 1/2 × 0,1 gr
= 0,05 gr = 0,00005 kg
KR                       =  × 100%
=  × 100%
= 0,14 % (4AP )
( MFb1 ± ∆MFb1 ) = (3,480 ± 0,005 )  10-2 kg
Ø  Untuk MFb2
MFb2                  = 54,8 gr = 0,0548 kg
∆MFb2                    =  1/2 × nst neraca mekanik
          = 1/2 × 0,1 gr 
          = 0,05 gr = 0,00005 kg
KR                     =  × 100%         
                           =  × 100%
                           =  0,09 % (4 AP )
( MFb2 ± ∆MFb2 ) = ( 5,480 ± 0,005 )  10-2 kg
Ø  Untuk MFb3
MFb3                          = 79,8 gr = 0,0798 kg
∆MFb3                       =  1/2 × nst neraca mekanik
= 1/2 × 0,1 gr
= 0,05 gr = 0,00005 kg
KR                       =  × 100%
=  × 100%
= 0,06 % (4 AP )
( MFb3 ± ∆MFb3 ) = (7,980 ± 0,005 ) × 10-2 kg
3.      Untuk massa gesekan pada permukaan C (MFc)
Ø  Untuk MFc1
MFc1= 49,8 gr = 0,0498 kg
∆MFc1                 =  1/2 × nst neraca mekanik
                        = 1/2 × 0,1 gr
                        = 0,05 gr
                        = 0,00005 kg
KR                  =  × 100%
                        =  × 100%
                        = 0,1 % (4 AP )
( MFc1 ± ∆MFc1 ) = (4,980 ± 0,005 )  10-2 kg
Ø  Untuk MFc2
MFc2                          = 64,8 gr = 0,0648 kg
∆MFc2                       =  1/2 × nst neraca mekanik
= 1/2 × 0,1 gr
= 0,05 gr = 0,00005 kg
KR                       =  × 100%
 =  × 100%
 = 0,07 % (4 AP )
( MFc2 ± ∆MFc2 ) = (6,480 ± 0,005 )  10-2 kg
Ø  Untuk MFc3
MFc3                          = 89,8 gr = 0,0898 kg
∆MFc3                       =  1/2 × nst neraca mekanik
= 1/2 × 0,1 gr
= 0,05 gr = 0,00005 kg
KR                       =  × 100%
=  × 100%
= 0,05 % (5 AP )
( MFc3 ± ∆MFc3 ) = (8,9800 ± 0,0050 ) × 10-2 kg
D.    Tabel Hasil Pengolahan Data
Massa balok (Mb±∆Mb) (satuan)
Massa yang tergasntung (M) untuksetiappermukaan
(MFa±∆MFa)
(MFb±∆MFb)
(MFc±∆MFc)
(5,540 ± 0,005) × 10-2 kg
(1,0540 ± 0,0005) × 10-1 kg
(1,5540 ± 0,0005) × 10-1 kg

(4,480 ± 0,005) × 10-2 kg
(5,980 ± 0,005) × 10-2 kg
(8,4800 ± 0,0050)  × 10-2 kg


(3,480 ± 0,005) × 10-2 kg
(5,480 ± 0,005) × 10-2 kg
(7,980 ± 0,005) × 10-2 kg

(4,980 ± 0,005) × 10-2 kg
(6,480 ± 0,005) × 10-2 kg
(8,9800 ± 0,0050) × 10-2 kg



E.     Grafik Hubungan antara Mb dan MF
1.      Untuk permukaan A
Ø  Interpretasi grafik
      Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa permukaan benda berbanding terbalik dengan massa benda. Dimana permukaan benda lebih besar dibandingkan dengan massa benda
Ø  Menghitungkemiringangrafik
∂(MFa) = 1/2 × nst grafik sumbu y
             = 1/2 × 0,5 g
             = 0,25 gr = 0,00025 kg
∂(Mb)  = 1/2 × nst grafik sumbu x
             = 1/2 × 0,5 gr
             = 0,25 gr = 0,00025 kg
M =  =
    =
    =
    = 0,216
∆M = ×M
       =
       = 0,028 + 0,005 × 0,216
       = 0,006 kg
KR =  × 100%
       =  × 100%
       = 0,027% (5 AP)
(M ± ∆M) = (2,1600 ± 0,0600) × 10-1 kg
2.                     Untuk permukaan B
Ø  Interpretasi grafik
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa permukaan benda berbanding terbalik dengan massa benda. Dimana permukaan benda lebih besar dibandingkan dengan massa benda.
Ø  Menghitung kemiringan grafik 
∂(∆MFb) = 1/2 × nst grafik sumbu y
                = 1/2 × 0,5 gr
               = 0,25 g = 0,00025 kg
∂(∆Mb)   = 1/2 × nst sumbu x
                = 1/2 × 0,5 gr
                = 0,25 g
                = 0,00025 kg
M=
               =
               =
               = 0,4 kg
               × M
                    =    × 0,4 kg
                    =   0,0125 + 0,005 × 0,4
                   =     0,007
            KR =    × 100%
                   =  × 100%
                   = 1,75 % ( 3 AP )
            (M ± ∆M) = (4,00 ± 0,07) x 10-1  kg
3.      Untuk permukaan C

Ø  Interpretasi grafik
Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa hubungan antrara Mb danMFc berbanding terbalik dengan massa benda. Dimana permukaan benda lebih besar dibandingkan dengan massa benda
Ø  Menghitung kemiringan grafik
∂(∆MFc) = 1/2 × nst grafik sumbu y
                = 1/2 × 0,5 gr
                = 0,25 g = 0,00025 kg
∂(∆Mb)   = 1/2 × nst sumbu x
                = 1/2 × 0,5 gr
               = 0,25 g
               = 0,00025 kg
M=
               =
               =
               = 0,4 kg
               × M
                    =    × 0,4 kg
                    =   0,0125 + 0,005 × 0,4
                   =     0,007
            KR =    × 100%
                   =  × 100%
                   = 1,75 % ( 3 AP )
            (M ± ∆M) = (4,00 ± 0,07) x 10-1  kg
BagianII : Hukum Hooke
A.    Tabel Data PergeseranPegas
Massa (satuan)
Berat (satuan)
Pergeseranpegas(satuan)
24,8 gr
49,8 gr
74,8 gr

25 N
50 N
80 N

6 mm
12 mm
20 mm


B.     Menghitung Massa Beban
Ø  Untuk Mb1
M1                  = 24,8 gr = 0,0248 kg
∆M1               = 1/2 nst neraca pegas
=1/2 × 0,1 gr
= 0,05 gr = 0,00005 kg
KR             =  × 100%
                   =  × 100%
=0,20 % (4 AP )
(M1 ± ∆M1)  = (2,480 ± 0,005) × 10-2 kg
Ø  Untuk M2
       M2        = 49,8 gr = 0,0498 kg
∆M2                 = 1/2 nst neraca pegas
=1/2 × 0,1 gr
= 0,05 gr = 0,00005 kg
KR              =  × 100%
                    =  × 100%
=0,1 % (4 AP )
(M2 ± ∆M2)   = (4,980 ± 0,005) × 10-2 kg
Ø  Untuk M3
M3= 74,8 gr = 0,0748 kg
∆M3                 = 1/2 nst neraca pegas
=1/2 × 0,1 gr
= 0,05 gr = 0,00005 kg
KR              =  × 100%
                    =  × 100%
                    =  0,06 % (4 AP )
(M2 ± ∆M2)   = (7,480 ± 0,005) × 10-2 kg
C.     Menghitung pergeseran pegas
Ø  Untuk X1
X1= 6 mm = 0,006 m
∆X1 = 1/2 × nst neraca pegas
        = 1/2 × 1 mm
        = 0,5 mm = 0,0005 m
KR      =    × 100%
=  × 100%
= 8,3  % (2 AP )
(X1 ± ∆X1)  = (6,0 ± 0,5) × 10-3 m
Ø  Untuk X2
X2     = 12 mm = 0,012 m
∆X2 = 1/2 × nst neraca pegas
        = 1/2 × 1 mm
        = 0,5 mm = 0,0005 m
KR      =  × 100%
=  × 100%
= 4,1% (3 AP )
(X2 ± ∆X2)  = (1,20 ± 0,05) × 10-2 m
Ø  Untuk X3
X3= 20  mm = 0,02 m
∆X3= 1/2 × nst neraca pegas
       = 1/2 × 1 mm
       = 0,5 mm = 0,0005 m
KR      =  × 100%
=  × 100%
=2,5 % (3AP )
(X3 ± ∆X3)  = (2,00 ± 0,05) × 10-2 m
D.    Menghitung gaya berat
Ø  Untuk W1
m1= 25 gr = 0,025 kg
∆m1= 1/2 × nst neraca pegas
= 1/2 × 5 gr
= 2,5 gr = 0,0025 kg
W1           = m1 × g
= 0,025 × 9,8
= 0,245 N
∆W1     × W1
                  × 0,245 N
= 0,0245
KR      =  × 100%
=  × 100%
= 10 % (2 AP )
(W1 ± ∆W1)  = ( 2,4 ± 0,2) 10-1 N
Ø  Untuk M2
M2= 50 gr = 0,05 kg
∆M2 = 1/2 × nst neraca pegas
        = 1/2 × 5 gr
        = 2,5 gr = 0,0025 kg
W2    =  m2 × g
        = 0,05 × 9,8
        = 0,49 N
∆W2 =  × W2
        =  × 0,49N
        = 0,0245 N
KR =    × 100%
       =  × 100%
       = 5 % (5 AP )
(W2 ± ∆W2)  = (4,9 ± 0,2) 10-1 N
Ø  Untuk M3
M3= 80 gr = 0,08 kg
∆M3 = 1/2 × nst neraca pegas
        = 1/2 × 5 gr
        = 2,5 gr = 0,0025 kg
W3    = m3 × g
        = 0,08 × 9,8
       = 0,784 N
∆W3 =  × W3
        =  × 0,784 N    
        = 0,02 N
KR =    × 100%
       =  × 100%
       = 2 % (2 AP )
(W3 ± ∆W3)  = (7,8 ± 0,2) 10-1 N
E.     Menghitung konstanta pegas
Ø  untuk k1
F1= W
K1            =  =  = 40,8 N/m
∆k1         =  × k1
=  × 40,8 N/m
= 0,1 + 0,08 × 40,8
=7,5 N/m
KR      =  × 100%
=  × 100%
= 18,3% (4 AP )
(K1 ± ∆K1)  = (4,080  ± 0,750) × 101 N/m
Ø  untuk k2
K2       =  =  = 40,8 N/m
∆k2      =  × k2
    =  × 40,8 N/m
    = 0,05 + 0,04 × 40,8
    =3,6 N/m
KR          =  × 100%
    =  × 100%
    = 8,8 % (2 AP )
(K2 ± ∆K2)  = ( 4,0 ± 0,3) 101 N/m
Ø  untuk k3
K3 =  =  = 39,2 N/m
∆k3         =  × k3
=  × 39,2 N/m
= 0,02 + 0,025 × 39,2
= 1,7 N/m
KR      =  × 100%
=  × 100%
= 4,3 % (4 AP )
(K3 ± ∆K3)  = ( 3,920 ± 0,170) × 101 N/m
F.      Tabel Hasil Pengolahan Data
(m ± ∆m) satuan
(x ± ∆x) satuan
(W ± ∆W) satuan
(k ± ∆k) satuan
(2,480 ± 0,005) x 10-2 kg
(7,480 ± 0,005) × 10-2 kg
(4,980 ± 0,005) × 10-2 kg

(6,0 ± 0,5) × 10-3 m
(1,20 ± 0,05) × 10-2 m
(2,00 ± 0,05) × 10-2 m


(2,4 ± 0,2)
10-1 N
(4,9 ± 0,2)
10-1 N
(7,8 ± 0,2)
 10-1 N




(4,080 ± 0,750) × 101 N/m
(4,0 ± 0,3) x 101 N/m
(41,6 ± 1,06) × 101 N/m
(3,920 ± 0,170) × 101  N/m

G.    Grafik hubungan antara F dan x
 
Ø  Interpretasi Grafik
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa antara pergeseran bebas dan gaya berat berbanding terbalik.
Ø  Menghitung kemiringan grafik
∂(∆F)     = 1/2 × nst grafik sumbu y
= ½ × 0,5 mm
=0,25 mm = 0,00025 m
∂(∆x)     = 1/2 × nst grafik sumbu x
= 1/2 × 0,5 mm
=0,25 mm = 0,00025 m
M           =  =
=
=
= 350 kg
∆M        =  × M
=  × 350 kg
= 0,0001 + 0,035 × 350 kg
= 12,53 kg
KR        =  × 100%
=  × 100%
= 3,58 % (3 AP)
(M ± ∆M)= (3,50 ± 1,25) × 101 kg
H.    Kesimpulan
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa dapat mengetahui percepatan grafitasi pada suatu benda saat jatuh.
I.       Kesalahan relatif
1.      Keterbatasan alat yang digunakan saat praktikum
2.      Kurangnya ketelitian saat praktikum











2 komentar:

  1. The best casino site - Lucky Club Live
    ‎Best UK Casinos · ‎Best Live Casinos · ‎Best Live Casinos · ‎About Us · ‎Our Top 3 · ‎Which UK Online Casinos · luckyclub.live ‎UK Gambling Sites

    BalasHapus