NAMA : HERSIQ BASRI
NIM : 421414072
JURUSAN : FISIKA
KELAS : FISIKA C
LAPORAN PENDAHULUAN PF-5
GESEKAN LUNCUR DAN HUKUM HOOKE
A.
Judul
Pengaruh
gaya dalam gesekan dan pertambahan panjang benda elastis
B. Rumusan masalah
Bagian
I : Gesekan Luncur :
1. Bagaimana
kurva antara M dan Mb 1 pada sumbu X ?
2. Bagaimana
kemiringan grafik dari kurva yang telah diperoleh ?
3. Bagaimana
besarnya koefisien gesek kinetis ?
4. Bagaimana
hasil yang telah diperoleh
Bagian
II : Hukum Hooke :
1. Bagaimana
grafik antara gaya berat terhadap pergeseran pegas pada sumbu X ?
2. Bagaimana
konstanta pegas dari grafik yang diperoleh ?
3. Bagaimana
gaya dengan Hukum Hooke ?
C. Tujuan
Bagian
I : Gesekan Luncur :
1. Mahasiswa
dapat membuat kurva antara M dan Mb 1 pada sumbu X.
2. Mahasiswa
dapat menentukan kemiringan grafik dari kurva yang telah diperoleh.
3. Mahasiswa
dapat menentukan besarnya koefisien gesek kinetis.
4. Mahasiswa
dapat menganalisis hasil yang telah diperoleh.
Bagian
II : Hukum Hooke :
1. Mahasiswa
dapat membuat grafik antara gaya berat terhadap pergeseran pegas pada sumbu X.
2. Mahasiswa
dapat mengukur konstanta pegas dari grafik yang diperoleh.
3. Mahasiswa
dapat mengukur gaya dengan menggunakan Hukum Hooke.
D. Dasar teori
Bagian
I : Gesekan Luncur :
Pada
kebanyakan sistem fisis, efek-efek gesekan tidak mudah diprediksi, maupun
diukur. Interaksi antara obyek-obyek menyebabkan obyek-obyek itu mengalami
hambatan gesek satu sama lain yang kelihatan disebabkan oleh keacakan
mikroskopis permukaan, dapat juga disebabkan interaksi pada tingkat molekular.
Meskipun demikian fenomena belum sepenuhnya dipahami, disana ada beberapa sifat
gesekan yang berlaku pada kebanyakan material dalam kebanyakan kondisi yang
berbeda. Jika permukaan suatu benda bergesekan dengan permukaan benda lain,
maka masing-masing benda akan melakukan gaya gesekan satu terhadap yang lain.
Gaya gesekan pada masing-masing benda berlawanan arah dengan gerak relatifnya
terhadap benda lain. Gaya gesekan secara otomatis melawan gerak, tidak pernah
ia menyokongnya. Gaya gesekan antara dua permukaan yang saling diam satu
terhadap yang lain disebut gaya gesekan
statik (static friction). Gaya gesekan statik yang maksimum sama dengan
gaya terkecil yang dibutuhkan agar benda mulai bergerak sedangkan gaya yang
bekerja antara dua permukaan yang saling bergerak relatif disebut gayagesekan kinetik (kinetic friction).
Perbandingan antara besar gaya gesekan statik maksimum dengan besar gaya normal
disebut koefisien gesekan statik
antara kedua permukaan tersebut. Jika fs
menyatakan besar gaya gesekan statik, maka dapat dituliskan
f
µsN
perbandingan
antara besar gaya gesekan kinetik dengan gaya normal disebut koefisien gesekan kinetik. Jika fk menyatakan besar gaya
gesekan kinetik, maka
fk=
µkN
Dengan,
fs = gaya
gesekan statik satuan N
fk =
gaya gesekan kinetik satuan N
µs =
koefisien gesekan statik
µk =
koefisien gesekan kinetik
N
= besar gaya normal
Jika
sebuah gaya diberikan pada benda, seperti batang logam yang digantungkan
vertikal, panjang benda berubah. Jika besar perpanjangan
L lebih kecil dibandingkan dengan panjang
benda, eksperimen menunjukkan bahwa
L sebanding dengan berat atau gaya yang
diberikan pada benda. Perbandingan ini dapat dituliskan dalam persamaan :
F
= k
L
Dengan
F menyatakan gaya (atau berat) yang menarik benda,
L adalah perubahan panjang benda dan k
adalah konstanta pembanding. Persamaan ini sering dinamakan dengan Hukum Hooke.
Jika gaya terlalu besar, benda meregang sangat besar dan akhirnya patah atau
putus. Batas proposional adalah batas dimana pertambahan panjang terhadap gaya
yang diberikan sampai satu titik. Daerah
elastik adalah daerah dari titik awal sampai ke batas elastik sedangkan
daerah jika benda diregangkan melewati batas elastik disebut daerah plastik dimana benda tersebut
tidak akan kembali ke panjang awalnya ketika gaya eksternal dilepaskan, tetapi
tetap berubah bentuk secara permanen. Perpanjangan maksimum dicapai pada titik patah. Gaya maksimum yang dapat
diberikan tanpa benda tersebut patah disebut kekuatan ultimat dari materi
tersebut. Besarnya pertambahan panjang sebuah benda tidak hanya bergantung pada
gaya yang diberikan padanya, tetapi juga pada bentuk materi pembentuk dan
dimensinya yaitu faktor konstanta k.
Konsep gaya yang telah terdefinisi didalam hukum Newton II yaitu : F = ma ; gaya
= massa x percepatan. Dengan menggunakan hukum ini besar suatu gaya dapat
ditentukan dengan mengukur percepatan yang ditimbulkannya pada sebuah benda
yang massanya diketahui. Tetapi metode ini kurang praktis, suatu metode yang
lebih menguntungkan adalah membandingkan gaya yang tidak diketahui besarnya
dengan suatu gaya yang telah diketahui besarnya. Jika kedua gaya tersebut harus
sama besar dan berlawanan arah dengan gaya yang telah diketahui besarnya.
Dengan peralatan ini, ada dua metode pengukuran dan pengaplikasian gaya-gaya.
Salah satu metode adalah dengan menggantungkan massa-massa yang telah
terkalibrasi. Suatu benda dengan massa m, ditarik ke bawah oleh gravitasi
dengan gaya F = mg dengan g adalah percepatan gravitasi (g = 9,8 m/s2 ke bawah, menuju pusat bumi). Timbangan pegas
menyediakan metode kedua untuk mengaplikasikan dan mengukur gaya. Dalam
eksperimen ini akan menggunakan gaya yang disebabkan oleh massa yang telah
terkalibrasi untuk menyelidiki sifat-sifat timbangan pegas.
Benda elastisitas juga memiliki batas
elastisitas tertentu. Andaikan benda elastis diberi gaya tertentu dan kemudian
dilepaskan. Jika bentuk benda tidak kembali ke bentuk semula, berarti berarti
gaya yang diberikan telah melewati batas elastisitasny. Keadaan itu juga dinamakan
keadaan plastis.
Jika kita menarik ujung pegas, sementara ujung yang
lain terikat tetap, pegas akan bertambah panjang. Jika pegas kita lepaskan,
pegas akan kembali ke posisi semula akibat gaya pemulih
. Pertambahan
panjang pegas saat diberi gaya akan sebanding dengan besar gaya yang
diberikan. Hal ini sesuai dengan hukum Hooke, yang menyatakan bahwa:
“ jika gaya tarik tidak melampaui batas
elastisitas pegas, maka perubahan panjang pegas berbanding lurus dengan gaya
tariknya”
Pengaruh Gaya (F) Terhadap Perubahan Panjang Pegas (ΔL)
dengank adalah konstanta yang berhubungan dengan sifat
kekakuan pegas.
Persamaan tersebut merupakan bentuk matematis hukum Hooke. Dalam
SI, satuan kadalah
. Tanda negatif pada
persamaan menunjukkan bahwa gaya pemulih berlawanan arah dengan simpangan
pegas.
Referensi
:
Giancoli.Bahan ajar mata kuliah fisika:
Gorontalo. Universitas Negeri Gorontalo
Team penyusun.
2013. Penuntun Praktikum Fisika Dasar I.
Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo.
E. Variabel-variabel
Variabel
bebas : Massa benda
Variabel
terikat : Gaya gesek statik, gaya gesek kinetik, panjang pegas dan pergeseran
pegas
Variabel
kontrol : Koefisien gesek statik, koefisien gesek kinetik, percepatan
gravitasi dan konstanta pegas.
F. Alat dan bahan
Bagian
I : Gesekan luncur
1. Papan
eksperimen
2. Bidang
miring
3. Balok
gesekan
4. Timbangan
5. Katrol
6. Penggantung
massa
7. Massa
(klip) dan tali (benang)
Bagian
II : Hukum Hooke
1. Eksperimen
Board (papan eksperimen)
2. Timbangan
pegas
3. Mass
hanger (gantungan massa)
4. Massa
G. Prosedur kerja
Bagian
I : Gesekan luncur
1.
Menimbang
massa dari balok gesekan, mencatat sebagai Mb.
2. Menyusun
peralatan. Menggunakan built in plumbob untuk memastikan bahwa bidang miring
benar-benar datar. Mengatur posisi katrol supaya tali menjadi sejajar dengan
bidang miring.
3. Menambahkan
massa (klip penggantung massa) sampai diberikan dorongan kecil pada balok
gesekan untuk memulai gesekannya, balok tersebut akan terus bergerak pada
bidang miring dengan kecepatan tetap dan sangat lambat (jika balok akan
berhenti maka massa yang digantungkan terlalu besar.
4. Menimbang
hanger beserta massa yang digantungkan dan mencatat sebagai M
5. Menambahkan
massa-massa sebesar 50, 100, 150, 200, 250 gram diatas balok gesekan dan
mengulangi langkah 1 sampai dengan 4.
Bagian
II : Hukum Hooke
1. Menempelkan
timbangan pegas pada papan eksperimen. Mengusahakan pegas tergantung vertikal
didalam pipa plastik. Pada posisi tanpa pemberat, memutar zeroing screw yang
terletak pada bagian atas timbangan.
2. Menempelkan
penggantung massa dan massa 20 g pada
timbangan pegas. Mengukur pergeseran skala mm. Mencatat nilainya. Mengusahakn
massa dari pengantung (5 g) termasuk ke dalam massa total, sehingga massa
totalnya menjadi 20 g + 5 g = 25 g.
3. Dengan
menggantung massa-massa yang lain ke dalam penggantung massa, membuat variasi
massa total. Mencatat pergeseran yang timbul dari setiap variasi massa.
4. Menggunakan
variasi F = mg untuk menentukan berat total dalam Newton dari setiap variasi
massa yang ada kemudian mencatat hasilnya. (untuk memperoleh gaya yang tepat
dalam Newton, harus mengubah massa ke Kilogram sebelum mengembaikannya dengan
g).
H. Jawaban tugas pendahuluan
1. Tuliskan
bunyi hukum Hooke !
Jawab
: Jika gaya yang bekerja pada suatu pegas menjadi tersingkir, maka pegas akan
kembali pada keadaan semula.
2. Sebuah
pegas yang panjangnya (bulan lahir anda) cm digantungkan vertikal. Jika
diberikan gaya (dua angka pertama tahun lahir anda) N panjang pegas menjadi
(tanggal lahir anda) cm. Berapakah panjang pegas jika diregangkan oleh gaya
(dua angka terakhir tahun lahir anda) N?
Jawab
:
Diketahui
:
X0
= 12 cm = 0,12 m
F1
= 19 N
X1
= 27 cm = 0,27 m
F2
= 94 N
Ditanya
:
Penyelesaian
:
3. Balok
A dan B terletak pada permukaan bidang miring licin didorong oleh gaya F
sebesar 480 N. Dengan massa balok A = 23 kg dan massa B = 2x(bulan lahir anda)
kg yang membentuk sudut sebesar 370.
Tentukan :
a). percepatan gerak
kedua balok
Jawab :
Diketahui :
F = 480 N
mA = 23 kg
mB = 2 x 12
= 24 kg
Penyelesaian :
b). Gaya kontak antara
balok A dan B
PENGOLAHAN DATA :
BagianI : GESEKAN LUNCUR
A. Tabel data
pengukuran koefisien gesekan kinetis
Massa balok (Mb)
satuan
|
Massa yang
tergantung (M) untukpermukaan
|
||
A
|
B
|
C
|
|
55,4 gram
105,4 gram
155,4 gram
|
44,8 gram
59,8 gram
84,8 gram
|
34,8 gram
54,8 gram
79,8 gram
|
49,8 gram
64,8 gram
89,8 gram
|
B. Menghitung massa balok (Mb)
Ø
Untuk Mb1
Mb1 = 55,4 gr = 0,0554 kg
∆Mb1 = 1/2 × nst neraca mekanik
= 1/2 × 0,1 gr
= 0,05 gr = 0,00005 kg
KR =
× 100%
=
× 100%
= 0,09 % (4 AP)
( Mb1 ±
∆Mb1) = (5,540 ± 0,005) 10-2
kg
Ø
Untuk Mb2
Mb2 = 105,4 gr = 0,1054 kg
∆Mb2 = 1/2 × nst neraca mekanik
= 1/2 × 0,1 gr
= 0,05 gr = 0,00005 kg
KR =
× 100%
=
× 100%
=0,04 % (5AP )
( Mb2 ±
∆Mb2 ) = ( 1,0540 ± 0,0005 ) 10-1 kg
Ø
Untuk Mb3
Mb3 = 155,4 gr = 0,1554 kg
∆Mb3 = 1/2 ×
nstneracamekanik
= 1/2 × 0,1 gr
= 0,05 gr = 0,00005 kg
KR =
× 100%
=
× 100%
= 0,03% (5 AP)
( Mb3 ±
∆Mb3 ) = ( 1,5540 ± 0,0005 ) 10-1 kg
C. Menghitung massa gesekan balok
1.
Untuk massa gesekan pada permukaan ∆ (MFa)
Ø
Untuk MFa1
MFa1 = 44,8 gr = 0,0448 kg
∆MFa1 =
1/2 × nst neraca mekanik
= 1/2 × 0,1 gr
= 0,05 gr = 0,00005 kg
KR =
× 100%
=
× 100%
= 0,1 % (4 AP )
( MFa1 ± ∆MFa1
) = (4,480 ± 0,005 ) 10-2 kg
Ø
Untuk MFa2
MFa2=
59,8 gr = 0,0598 kg
∆MFa2 = 1/2 × nst neraca mekanik
= 1/2 × 0,1 gr
= 0,05 gr = 0,00005 kg
KR =
× 100%
=
× 100%
= 0,08 % (4 AP )
( MFa2 ±
∆MFa2 ) = (5,980 ± 0,005 ) 10-2 kg
Ø
Untuk MFa3
MFa3= 84,8 gr = 0,0848 kg
∆MFa3 =
1/2 × nst neraca mekanik
= 1/2 × 0,1 gr
= 0,05 gr = 0,00005 kg
KR =
× 100%
=
× 100%
= 0,05 % ( 5 AP )
( MFa3 ± ∆MFa3 ) = (8,4800 ± 0,0050
) 10-2 kg
2.
Untuk massa gesekan pada permukaan B ( MFb )
Ø
Untuk MFb1
MFb1 = 34,8 gr = 0,0348 kg
∆MFb1 = 1/2 × nst neraca mekanik
= 1/2 × 0,1 gr
= 0,05 gr = 0,00005 kg
KR =
× 100%
=
× 100%
= 0,14 % (4AP )
( MFb1 ± ∆MFb1 ) = (3,480 ± 0,005 ) 10-2 kg
Ø
Untuk MFb2
MFb2 = 54,8 gr = 0,0548 kg
∆MFb2 =
1/2 × nst neraca mekanik
= 1/2 × 0,1 gr
= 0,05 gr = 0,00005 kg
KR =
× 100%
=
× 100%
= 0,09 % (4 AP )
( MFb2 ± ∆MFb2 ) = ( 5,480 ± 0,005 ) 10-2 kg
Ø
Untuk MFb3
MFb3 = 79,8 gr = 0,0798 kg
∆MFb3 = 1/2 × nst neraca mekanik
= 1/2 × 0,1 gr
= 0,05 gr = 0,00005 kg
KR =
× 100%
=
× 100%
= 0,06 % (4 AP )
( MFb3 ± ∆MFb3 ) = (7,980 ± 0,005 ) × 10-2
kg
3.
Untuk massa gesekan pada permukaan C (MFc)
Ø
Untuk MFc1
MFc1= 49,8 gr = 0,0498 kg
∆MFc1 = 1/2 × nst neraca mekanik
= 1/2 × 0,1 gr
= 0,05 gr
= 0,00005 kg
KR =
× 100%
=
× 100%
= 0,1 % (4 AP )
( MFc1 ± ∆MFc1 ) = (4,980 ± 0,005 ) 10-2 kg
Ø
Untuk MFc2
MFc2 = 64,8 gr = 0,0648 kg
∆MFc2 = 1/2 × nst neraca mekanik
= 1/2 × 0,1 gr
= 0,05 gr = 0,00005 kg
KR =
× 100%
=
× 100%
= 0,07 % (4 AP )
( MFc2 ± ∆MFc2
) = (6,480 ± 0,005 ) 10-2 kg
Ø
Untuk MFc3
MFc3 = 89,8 gr = 0,0898 kg
∆MFc3 = 1/2 × nst neraca mekanik
= 1/2 × 0,1 gr
= 0,05 gr = 0,00005 kg
KR =
× 100%
=
× 100%
= 0,05 % (5 AP )
( MFc3 ± ∆MFc3
) = (8,9800 ± 0,0050 ) × 10-2
kg
D. Tabel Hasil Pengolahan Data
Massa balok
(Mb±∆Mb) (satuan)
|
Massa yang tergasntung
(M) untuksetiappermukaan
|
||
(MFa±∆MFa)
|
(MFb±∆MFb)
|
(MFc±∆MFc)
|
|
(5,540 ± 0,005) × 10-2 kg
(1,0540 ± 0,0005) × 10-1 kg
(1,5540 ± 0,0005) × 10-1 kg
|
(4,480 ± 0,005) × 10-2 kg
(5,980 ± 0,005) × 10-2
kg
(8,4800 ± 0,0050) × 10-2 kg
|
(3,480 ± 0,005) × 10-2
kg
(5,480 ± 0,005) × 10-2
kg
(7,980 ± 0,005) × 10-2 kg
|
(4,980 ± 0,005) × 10-2
kg
(6,480 ± 0,005) × 10-2 kg
(8,9800 ± 0,0050) × 10-2 kg
|
E. Grafik Hubungan antara Mb dan MF
1.
Untuk permukaan A
Ø
Interpretasi grafik
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa permukaan benda berbanding terbalik dengan massa benda.
Dimana permukaan benda lebih besar dibandingkan dengan massa benda
Ø
Menghitungkemiringangrafik
∂(MFa) = 1/2 × nst grafik sumbu y
= 1/2 × 0,5 g
= 0,25 gr = 0,00025 kg
∂(Mb) = 1/2 × nst grafik sumbu x
= 1/2 × 0,5 gr
= 0,25 gr = 0,00025 kg
M =
=
=
=
= 0,216
∆M =
×M
=
= 0,028 + 0,005 × 0,216
= 0,006 kg
KR =
× 100%
=
× 100%
= 0,027% (5 AP)
(M ± ∆M) = (2,1600 ± 0,0600) × 10-1 kg
2.
Untuk permukaan B
Ø
Interpretasi grafik
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa permukaan benda berbanding terbalik dengan massa benda. Dimana permukaan
benda lebih besar dibandingkan dengan massa benda.
Ø
Menghitung kemiringan grafik
∂(∆MFb) = 1/2 × nst grafik sumbu y
= 1/2 × 0,5 gr
= 0,25 g = 0,00025 kg
∂(∆Mb) = 1/2 × nst sumbu x
= 1/2 × 0,5 gr
= 0,25 g
= 0,00025 kg
M=
=
=
= 0,4 kg
=
× 0,4 kg
= 0,0125 + 0,005 × 0,4
= 0,007
KR =
× 100%
=
× 100%
= 1,75 % ( 3 AP )
(M ± ∆M) = (4,00 ± 0,07) x 10-1 kg
3.
Untuk permukaan C
Ø
Interpretasi grafik
Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa hubungan antrara Mb danMFc berbanding terbalik dengan massa benda. Dimana permukaan benda lebih besar
dibandingkan dengan massa benda
Ø
Menghitung kemiringan grafik
∂(∆MFc) = 1/2 × nst grafik sumbu y
= 1/2 × 0,5 gr
= 0,25 g = 0,00025 kg
∂(∆Mb) = 1/2 × nst sumbu x
= 1/2 × 0,5 gr
= 0,25 g
= 0,00025 kg
M=
=
=
= 0,4 kg
=
× 0,4 kg
= 0,0125 + 0,005 × 0,4
= 0,007
KR =
× 100%
=
× 100%
= 1,75 % ( 3 AP )
(M ± ∆M) = (4,00 ± 0,07) x 10-1 kg
BagianII
: Hukum Hooke
A.
Tabel Data PergeseranPegas
Massa (satuan)
|
Berat (satuan)
|
Pergeseranpegas(satuan)
|
24,8 gr
49,8 gr
74,8 gr
|
25 N
50 N
80 N
|
6 mm
12 mm
20 mm
|
B.
Menghitung Massa Beban
Ø
Untuk Mb1
M1 = 24,8 gr = 0,0248 kg
∆M1 = 1/2 nst neraca pegas
=1/2 × 0,1 gr
= 0,05 gr = 0,00005 kg
KR =
× 100%
=
× 100%
=0,20 % (4 AP )
(M1 ± ∆M1) = (2,480 ± 0,005) × 10-2
kg
Ø
Untuk M2
M2 = 49,8 gr = 0,0498 kg
∆M2 = 1/2 nst neraca pegas
=1/2 × 0,1 gr
= 0,05 gr = 0,00005 kg
KR =
× 100%
=
× 100%
=0,1 % (4 AP )
(M2 ± ∆M2) = (4,980 ± 0,005) × 10-2
kg
Ø Untuk M3
M3= 74,8 gr = 0,0748 kg
∆M3 = 1/2 nst neraca pegas
=1/2 × 0,1 gr
= 0,05 gr = 0,00005 kg
KR =
× 100%
=
× 100%
= 0,06 % (4 AP )
(M2 ± ∆M2) = (7,480 ± 0,005) × 10-2
kg
C.
Menghitung pergeseran pegas
Ø Untuk X1
X1= 6 mm = 0,006 m
∆X1 = 1/2
× nst neraca pegas
= 1/2 × 1 mm
= 0,5 mm = 0,0005 m
KR =
× 100%
=
× 100%
= 8,3 % (2 AP )
(X1 ± ∆X1) = (6,0 ± 0,5) × 10-3 m
Ø Untuk X2
X2 = 12 mm = 0,012 m
∆X2 = 1/2
× nst neraca pegas
= 1/2 × 1 mm
= 0,5 mm = 0,0005 m
KR =
× 100%
=
× 100%
= 4,1% (3 AP )
(X2 ± ∆X2) = (1,20 ± 0,05) × 10-2
m
Ø Untuk X3
X3= 20 mm = 0,02 m
∆X3= 1/2 × nst neraca pegas
= 1/2 × 1 mm
= 0,5 mm = 0,0005 m
KR =
× 100%
=
× 100%
=2,5 % (3AP )
(X3 ± ∆X3) = (2,00 ± 0,05) × 10-2
m
D.
Menghitung gaya berat
Ø Untuk W1
m1= 25 gr = 0,025 kg
∆m1= 1/2 × nst neraca pegas
= 1/2 × 5 gr
= 2,5 gr = 0,0025 kg
W1 = m1 × g
= 0,025 × 9,8
= 0,245 N
∆W1
× W1
= 0,0245
KR =
× 100%
=
× 100%
= 10 % (2 AP )
(W1 ± ∆W1) = ( 2,4 ± 0,2) 10-1
N
Ø Untuk M2
M2= 50 gr = 0,05 kg
∆M2 = 1/2
× nst neraca pegas
= 1/2 × 5 gr
= 2,5 gr = 0,0025 kg
W2 = m2 × g
= 0,05 × 9,8
= 0,49 N
∆W2 =
× W2
=
× 0,49N
= 0,0245 N
KR =
× 100%
=
× 100%
= 5 % (5 AP )
(W2 ± ∆W2) = (4,9 ± 0,2) 10-1 N
Ø Untuk M3
M3= 80 gr = 0,08 kg
∆M3 = 1/2
× nst neraca pegas
= 1/2 × 5 gr
= 2,5 gr = 0,0025 kg
W3 = m3 × g
= 0,08 × 9,8
= 0,784 N
∆W3 =
× W3
=
× 0,784 N
= 0,02 N
KR =
× 100%
=
× 100%
= 2 % (2 AP )
(W3 ± ∆W3) = (7,8 ± 0,2) 10-1 N
E.
Menghitung konstanta pegas
Ø untuk k1
F1= W
K1 =
=
= 40,8 N/m
∆k1 =
× k1
=
× 40,8 N/m
= 0,1 + 0,08 × 40,8
=7,5 N/m
KR =
× 100%
=
× 100%
= 18,3% (4 AP )
(K1 ± ∆K1) = (4,080 ± 0,750) × 101 N/m
Ø untuk k2
K2 =
=
= 40,8 N/m
∆k2 =
× k2
=
× 40,8 N/m
= 0,05 + 0,04 × 40,8
=3,6 N/m
KR =
× 100%
=
× 100%
= 8,8 % (2 AP )
(K2 ± ∆K2) = ( 4,0 ± 0,3) 101
N/m
Ø untuk k3
K3 =
=
= 39,2 N/m
∆k3 =
× k3
=
× 39,2 N/m
= 0,02 + 0,025 × 39,2
= 1,7 N/m
KR =
× 100%
=
× 100%
= 4,3 % (4 AP )
(K3 ± ∆K3) = ( 3,920 ± 0,170) × 101 N/m
F.
Tabel Hasil Pengolahan Data
(m ± ∆m) satuan
|
(x ± ∆x) satuan
|
(W ± ∆W) satuan
|
(k ± ∆k) satuan
|
(2,480 ± 0,005) x 10-2 kg
(7,480 ± 0,005) × 10-2
kg
(4,980 ± 0,005) × 10-2
kg
|
(6,0 ± 0,5) × 10-3
m
(1,20 ± 0,05) ×
10-2 m
(2,00 ± 0,05) × 10-2
m
|
(2,4 ± 0,2)
10-1 N
(4,9 ± 0,2)
10-1 N
(7,8 ± 0,2)
10-1 N
|
(4,080 ± 0,750) ×
101 N/m
(4,0 ± 0,3) x 101
N/m
(41,6 ± 1,06) × 101 N/m
(3,920 ± 0,170) ×
101 N/m
|
G.
Grafik hubungan antara F dan x
Ø Interpretasi Grafik
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa antara pergeseran bebas dan gaya berat berbanding terbalik.
Ø Menghitung kemiringan grafik
∂(∆F) = 1/2 × nst grafik sumbu y
= ½ × 0,5 mm
=0,25 mm = 0,00025 m
∂(∆x) = 1/2 × nst grafik sumbu x
= 1/2 × 0,5 mm
=0,25 mm = 0,00025 m
M =
=
=
=
= 350 kg
∆M =
× M
=
× 350 kg
= 0,0001 + 0,035 × 350 kg
= 12,53 kg
KR =
× 100%
=
× 100%
= 3,58 % (3 AP)
(M ± ∆M)= (3,50 ± 1,25) × 101 kg
H.
Kesimpulan
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa dapat mengetahui percepatan grafitasi pada suatu benda saat jatuh.
I.
Kesalahan relatif
1.
Keterbatasan alat yang digunakan saat
praktikum
2.
Kurangnya
ketelitian saat praktikum
Grafiknya gk ada kak?
BalasHapusThe best casino site - Lucky Club Live
BalasHapusBest UK Casinos · Best Live Casinos · Best Live Casinos · About Us · Our Top 3 · Which UK Online Casinos · luckyclub.live UK Gambling Sites